FESTIVAL SANGKEP BELEQ WADAH PERKUAT ADAT DAN BUDAYA

Administrator 21 Juli 2018 11:49:43 WIB

KLU —Pemkab Lombok Utara bersama Somasi NTB menggelar Festival Sangkep Belek kemarin. Gelaran yang dilaksanakan di Desa Senaru, Kecamatan Bayan ini bertujuan untuk melestarikan, memperkenalkan serta mempertahankan keasrian alam dan kebudayaan masyarakat hukum adat, serta adanya forum yang menjadi wadah bagi masyarakat hukum adat Bayan.
Acara ini dihadiri Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Utara, H Muhammad, Perwakilan OPD KLU, unsur Somasi, sejumlah tokoh adat, tokoh agama serta an tamu undangan lainnya.
Ketua Pelaksana Festival Sangkep Beleq, Raden Sawinggih menyampaikan dalam gelaran ini hadir tiga unsure, mulai dari pemekel, kiai adat Bayan dan tuaq lokaq. Ketiga unsur ini mewakili masyarakat adat, sebagai penyokong dan pelestari adat Bayan.
“Ini yang kedua kalinya digelar. Festival pertama mengangkat tema tentang pentingnya tanaman bambu. Sedangkan festival kali ini, sebagai tindaklanjut dari isu kompleks tentang adat, tantangan Global Hub adanya Geopark Rinjani yang didalamnya terdapat situs-situs bersejarah,” tuturnya.
Oleh karena itu, festival ini dihajatkan menjadi wadah bagaimana mendiskusikan agar dapat menakar pengaruh Global Hub agar alam dan budaya tetap lestari.
Untuk menajamkan upaya pelestarian adat dan budaya, maka dalam proses festival ini dilakukan sangkep beleq masyarakat adat. Hal ini pula sebagai bentuk promosi kebudayaan, selanjutnya pada malam harinya dilakukan pertunjukan budaya, adat dan tradisi yang ada di Bayan.
Sementara Direktur Somasi NTB, Ahyar Supriadi mengapresiasi budaya dan adat yang ada di Lombok Utara, khususnya Bayan sebagai satu kesatuan wilayah adat yang ada di Kecamatan Bayan.
“Tahun ini kami mengangkat tema pola hubungan sosial antara manusia dan sumber daya alam di KLU bisa beriring secara berkelanjutan. Inilah yang menjadi pembeda antara Lombok Utara dengan kabupaten lain di NTB,” paparnya.
Terkait tantangan adat dan budaya lanjutnya, seperti arus globalisasi yaitu tentang kemajuan teknologi yang membuat tak ada jarak. Dampak negatif teknologi komunikasi yang berlebihan katanya, disinyalir menghambat proses silaturahmi dan tradisi betabik yang terkikis antara masyarakat adat. Namun yang patut disyukuri, arus teknologi komunikasi tak melunturkan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan adat.
“Kita harus mengakui, masyarakat adat masih lemah pada pendokumentasian potensi dan situs-situs budaya dan adat. Tapi secara perlahan, Somasi bersama tokoh adat mulai mendokumentasi. Hasilnya, telah ada video dan foto situs-situs budaya,” cetusnya.
Untuk memperkuat tradisi adat dan budaya Bayan, Somasi NTB bersama pemerintah daerah kini juga memproses menyusun Raperda Pengakuan Masyarakat Adat. Tahapan Raperda itu masih pada proses penggodokan draf menjadi Perda yang dilakukan oleh DPRD Lombok Utara. Perda tersebut penting, agar terdapat pengakuan dari negara tentang keberadaan masyarakat adat sehingga negara memberikan perhatian dan dukungan kuat dan terlestarikan.
Melalui Sangkep Beleq ini diharapkan dapat merumuskan masalah dan solusi agar masyarakat adat dapat memperkuat dan melestarikan adat dan budaya, di samping memunculkan keseimbangan hubungan sosial antara masyarakat adat, budaya dan alam.
Sementara itu, Kabid Sosial Budaya- Bappeda KLU, Amir DH menyampaikan apresiasi atas sangkep belek yang kedua kalinya ini. Bappeda KLU terangnya mendukung kegiatan masyarakat, apalagi menyangkut tentang masyasrakat adat.
“Kami memandang budaya dan adat sebagai karakteristik wilayah hukum adat yang mesti lestari, ditumbuhkembangkan. Masyarakat hukum adat dapat memfilter pengaruh arus globalisasi dan teknologi yang pesat,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Kadis Budpar KLU, H Muhammad Dinas Pariwisata juga berencana akan menempatkan kegiatan Pekan Kebudayaan di Kecamatan Bayan. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan di Lombok Utara. Selain itu Disbudpar KLU juga mendukung upaya dan kegiatan penguatan dan pelestarian budaya dan masyasrakat adat. Sehingga ke depan terbuka jalinan kerjasama dengan masyarakat adat dan Somasi serta pihak terkait dalam penyelenggaraan festival tahun-tahun mendatang.
“Saya mengapresiasi Somasi yang telah menginisiasi dan memfasilitasi terbentuk dan proses terselenggaranya sekolah adat ini,” ujarnya. (cr-dhe)

Sumber :https://radarmandalika.com/2018/07/19/festival-sangkep-beleq-wadah-perkuat-adat-budaya/

Komentar atas FESTIVAL SANGKEP BELEQ WADAH PERKUAT ADAT DAN BUDAYA

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Lokasi BAYAN

tampilkan dalam peta lebih besar